:buya
Mari
Aku menunjukkan jalan pulang bagimu
Jalan yang kerap kita bungkus rapat tiap malam
Menghalau angin ribut di dalam ketabahannya
sebelum udara-
Kemudian meledakkan meriam-meriam kedinginan
Pada sakunya,
Mari
Aku mencarikan pakaian bagimu
Lubang-lubang kancing yang terpasang kencang
Mengerat dadamu yang berkali-kali demam.
(mari) Aku menuliskan catatan-catatan
Dan beberapa pertanyaan
Ini ingatan yang kadang diam
Berkali-kali menolakkan tubuhku
Berikut tubuhmu
Lalu meriang
Dan berhadap-hadapan
Berpukul-pukulan,
Mari
Aku mesti pulang
cara mana pun-
cara yang pernah mengantarmu
Sampai pada kematian
(mari) Lain kali bukan semata keputusan
Dari caranya mengantarmu
lihat dulu arah di seberang;
la la la la di tiap mulut gua yang bermuara.
Lain kali bukan pula mari ini
Mari yang sebentar lagi sampai
Dan mesti pulang
Palembang, 2012
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin