: mama
kita barangkali menciptakan kesedihan
pada tiap waktu yang hampir pagi
langit menjadi pucat dan dingin dengan sebentuk kemurungan
di tubuh kita. lalu kau menyeru :
di atas sana pernah ada sepasang pendekar
yang mencintai bidadari dengan selapang-
lapangnya hati. langit terbentang
membentuk lingkaran yang bersembunyi
di balik kancing baju. langkah kaki ini
tidak pernah lupa menuju jantungmu yang
pernah kita tinggali, selama lima
atau bahkan sepuluh tahun lagi.
kita saksikan embun-embun dan sisa teriakan
menyelinap di dekat koridor kamar
dan jendela yang kita katupkan
pukul enam sore. "Af, sudah begitu lama
kau menanggung pertanyaan yang luput dari mimpi."
kita mengganti jadwal-jadwal bertatap muka.
dari mulut, surat-surat berangka ditelan.
namun aku melupakan sudut paling runcing
dari matamu. mataku tenggelam. dari tenggorokan
hal -hal gaib bermunculan. kita masing-
masing masih menata kesedihan. debu dan halusinasi
beterbangan menjadi bongkah-bongkah keangkeran malam hari.
dengan sedikit gumam yang sangat lucu
aku berangkat dari meja kerja
mengerucut di pundakmu
"esok kita masih hidup bukan?"
2012 mai, Depok
Komentar
Posting Komentar
hembusan yang akan disampaikan pada nona-angin