Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2021

Insecure

Hal yang paling merepotkan buat saya saat ini adalah insekuritas. Akibatnya saya gampang marah, sebentar-sebentar drama. Mengapa saya merasa insecure? Saya kerap kali membandingkan diri saya dengan yang dulu, betapa kuatnya saya dulu, betapa batunya saya dulu, terutama soal kontrol dan dikontrol oleh orang lain, at least I know when to kiss I know when to pray. Itulah penyebab ensecurity-nya.  By the way, kapan terakhir kali kamu marah dengan dirimu? Apa yang kamu sadari? Apakah dirimu sendiri sangat sulit dikendalikan? Bagaimana kamu berurusan dengan dirimu yang mudah merasa tidak aman? Apakah kamu akan memaafkan dirimu yang kerap bertikai sendiri dengan dirimu?

Cih!

Ada yang lebih peka mendengar dari telinga Ada yang lebih perasa dari kedua bola mata yang basah Dan jantung yang berdentum di kerangkeng dada Ada yang lebih berprasangka baik dari kedua tangan yang tengadah dan pikiran lurus, sebab ia mencoba menyisir yang kusut, melerai yang sengit Selembar kertas kosong, meski tidak lapang Bersedia mendengar cerita, omong kosong, janji manis, mulut buayamu Selembar kertas, bila ditulisi 'ah'  Maka bergetarlah bumi Kesedihan rontok dari langit, tanah pun limbung menerimanya Aku berpijak di atas tanah yang basah Sebab hujan terdengar seperti tangis yang tak kunjung kering Konstan dan statis Dalam tidur, aku tidak kemana-mana Bahkan mimpi tampaknya mulai sungkan menculikku Aku dibiarkan begitu kesepian, membereskan tangis yang berserakan di kamar Seseorang tidak kubiarkan masuk Meski sekarung peluk dibuatnya menjadi lebih manis Barangkali akan kulemparkan ke luar Waktu begitu liar, waktu juga yang akan mengurai

KACAU

Usia tidak pernah benar-benar menjamin dirimu menjadi dewasa Tumbuh tanpa menjadi benalu mesti dicari Ia tidak datang sendiri seperti bencana Atau benci ketika sedang marah Ketika kau cari Maka carilah di sela-sela rambut yang terikat dan terjepit Di lubang kancing baju yang sempit Di perut yang sedikit-sedikit sembelit Atau kantong celana yang menjerit Sebab uang sakumu meluap Sebelum sempat kau bekukan ke dalam buku tabungan Menjadi dewasa sungguh sulit Usahamu harus setinggi tiang listrik Seliar belut yang meloloskan diri dari gerammu menahan lapar Segigih tangis anak gadis yang dilecehkan Seawet buku garansi menanggung kerusakan fisik dan mental Setajam ujung silet, sebab jika tumpul Kumis dan janggutmu akan terpangkas sebagian Wajahmu menjadi tidak simetris Dan perhatiamu teralihkan  Pelan-pelan kau tinggalkan tujuanmu Kau berjalan sambil meraba Dimana ujung perjalanan yang panjang Bukannya menangis dan berbalik arah Kau malah berjalan semakin cepat Mengepal tinju Kau anak gadis y