Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2013

YA(ITU)

Ya Itu sisi kabut yang tidak terpatahkan sesekali pantang merubuhkan gedung-gedung atas nama cinta rohani, iman, dan jiwa Ya Itu letupan bibir-bibir yang membebaskan warna gincu Angin serta awan yang meneduh akan sangsai Mengadu pada entah saat mereka saksikan Di tanah kita seribu malaikat memanggul pedang yang dipahat Ya Itu mendengar sembahyang yang menyelinap di rerumpun rumput Kita tak pernah sepakat menjamu bunga liar dan menggenang di sisa hujan Ya Itu jubah kita kenakan Dengan menghirup patok-patok yang runtuh Dalam adegan dan pemain-pemain palsu Mereka lupa dialog yang dibentuk berangkai huruf untuk mengatakan Ya Itu Kita di sini tak mau direnggut oleh sekepal tangan tinju Namun selain itu, yang menyepakati dan enggan bersikukuh Telah membangun gedung-gedungnya atas nama nafas yang teratur dan ke mana arah jantung mesti berhenti 2013

ADJIT!

Kau menjatuhkan, Adjit! Benih luka yang menyebar di kolam-kolam Ikan-ikan yang riang di balkon lantai dua Dan camar yang bergantung di tiang listrik akan celaka Mereka menunggu mataharimu Dan menguap di bungkus plastik yang berat Lewat jalan jampi-jampi Lekas ikat sepatu dengan reranting yang kemilau Tukarlah sebatang pohon mawar Yang disimpan di riak wajahmu Kejam itu, Adjit Mencelakakan kursi-kursi tempat anak-anak berzirah Mencengkam bilah-bilah yang teropong oleh garis Melintang di sekujur kepala yang menulis riwayat Pasanglah doa-doa di ujung kabel Biarkan sumbernya hidup dan menyala! 2013

P A H A (T)

Ia kunjungi bulan yang memberat di dadanya Sepasang biji yang berkulit dari kantong baju Ia lempar membentur jalan dan turbin yang pecah Ia mencari rumah yang berjanji Menjaga nyala api yang susut di atas kepungan ranjang Selimut yang terlipat lewat sinyal radio Dan nina bobok yang melayang-layang Lantas ia merenung di tangga yang menanam pondasi di pahanya Urat-urat menetes menjadi tiktok yang leleh di meja makan Semangkuk sup yang telanjang Ikan-ikan yang mengerak di perapian Ia lempar juga di wajahnya yang cermin Ia berteriak menghadap pisau yang ingin ia tusukkan di lubang hidungnya Di lubang mulutnya yang mengecup sepasang paha Sepasang pisau yang mengoles paha P a h a (t) ! 2013

TANOSS A

aku tidak mungkin minum bir jika parau yang tengadah di sana bersuara sedingin pantai yang kelak kita kunjungi lagi lilin bercahaya dan lampu padam aku bergerak menyusuri dan menebang hutan-hutan lebat di pinggulmu aku menumpahkan sekaleng bibit wewangian yang sakral kelak akan tumbuh seperti hutan yang juga teriak di rahimmu T E R I A K Lalu aku berjaga menyimak bulan-bulan yang terkancing rapat 2013