Sylvia Plath Waktu itu aku mengingat namamu Lewat sepotong bulan yang memerah pipinya suatu malam aku datang mencari bulan Bulan sedang merangkai bunga dalam sebuah wajan Penuh dengan biji mawar, bauksit, timah, beton dan pilar aku datang dengan perasaan haru dan bahagia mengingat saat itu bukan malam apa-apa bukan malam yang mengingatkanku pada sebuah pelukan yang hampir palsu diterpa angin, pelukan menjadi gontai diam-diam aku sapa bulan itu dengan suara parau yang dikeluarkan pelan-pelan asap rokok, uap kopi, roti yang gosong, londrian lima kilogram, dan seprei coklat mereka berloncatan satu demi satu saling berlari menuju mulut dengan bentuk cekung dan lebam mulut itu akan tumbuh menjadi sebuah dunia dengan biji mawar, bauksit, timah, beton dan pilar air mengalir tanah menjadi kokoh dan cahaya akan muncul dengan pasukannya yang kuning dan hitam lantas saat itu bulan diam-diam mengedipkan matanya yang bulat penu...