Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2010

Sore Itu

Sore itu --tersebab dhini Seperti ada hasrat di air-air mengalir Lewat batu-batu di bawah kaki Dan sungai-sungai kecil yang Belum cukup dewasa “itu, di atas kepalamu Awan putih yang baru lahir Ia bermain dalam lindungan ibunya Dan kadang gemetar Oleh panggilan ayahnya yang Suka pecah sendiri” Sampai tiba-tiba mataku memerah Dan terkunci di antara lantai yang dingin dan licin Bersama percikan air yang semakin basah Seiring bertambahnya usia senja Mungkin begitu mahal bagi orang-orang Yang bermukim di tanah limbah Untuk sekedar menukar jatuhan air pertama Yang turun dari rahim langit di sana ”begini saja Kalau besok waktuku masih cukup untuk keluar Melihat air-air jatuh di depan jendela Akan segera kukirimkan doa beserta sejuknya Supaya orang-orang di tanah limbah Mengingat kembali kanak-kanaknya Untuk bermain, lalu berkejar-kejaran Seperti senja kemarin!” --sekayu, 2010 juni

Untuk Tuan dan Kami di Tanah Palestin

menuliskan kata-kata mantera dari air mata yang bersumber di tanah : palestin kapal-kapal kami tandus dengan gurun, tanpa air, tanpa embun, tanpa suatu apa pun apakah kami akan menghubungi pasukan-pasukan patroli yang berjaga-jaga dan bersenjata? entahlah di tangan kami peledak pecah seketika. jari kami menarik pelatuk urat kami mengalirkan bubuk mesiu dan nafas kami tersengal sambil memburu orang-orang di atas dengan baling-baling dan mesin-mesin pelacak silahkan tuan! ini rumah kami di depannya cuma ada satu jendela kemarin kami lupa memasangkan terali terali jerami terali besi masuklah tuan! ini kamar kami di hadapanmu kini bantal-bantal basah dan melembab sebab, bau anyir tangis dan jerit sebelumnya pernah tumpah di sini oh tuan, maafkanlah! kami hanya sepotong daging yang dilupakan penjagal di pasar-pasar tradisional untuk dipotong dan dijual kepada pelanggannya maka dari itu tuan masaklah kami di atas nyala tungku juga di mulut meriam dan sen

Carpe Diem atau Malah Sebaliknya

seribu kali barangkali juga sepuluh ribu kali sudah kukatakan ini waktu sudah malam kau mesti cepat-cepat istirah mngemasi buku tulis dan pena hitam di atas meja belajar sebab sebentar lagi akan ada angin bakal menyapu segala coretan yang tadi telah ditulisi olehmu atau bila kau sedang tak ingin membereskannya letakkan saja semuanya di atas meja belajar itu termasuk mimpi basahmu disiram pak tani di kebun kopi dekat pohon mangga yang baru tumbuh cepatlah setidaknya kurang dari satu mil lagi angin akan sampai dan kau tinggal pilih memilih berkemas sampai rapi atau memilih segalanya dibiarkan tergerai, tergeletak kemudian berantakan dan benar-benar telanjang *catatan : carpe diem memiliki maksud yang sama dengan "seize of the day" dan "better and better" --sekayu, juni 2010