di balik angka-angka yang telah selesai kita hitung dengan tidak percuma, Ayah sebenarnya seperti apa bunyi nafas dari akar bilangan berpangkat itu. kau hanya bilang padaku, "bila ibu membeli sebotol tuak di warung yang berjarak lima kilometer, kau hanya perlu menghitung berapa jumlah nol di baris kedua yang harus kau bawa, lalu dengan kuda mana kau akan sampai di sana" Ayah, kau pernah bilang padaku arloji yang ada di tangan kiriku pernah dibuat oleh seorang anak yang setiap saat setelah datang waktu matahari naik sepenggalah, dia hanya mengerti rumus-rumus balok dan deretan-deretan yang begitu sulit untuk dipahami" "tulis angka-angka yang sudah pernah kau coba lupakan di setiap basah nafasmu!" mungkin itulah yang dapat kupelajari dari hari-hari menjadi anakmu anak yang selalu ingin tahu bagaimana menemukan angka-angka baru yang senantiasa lahir dari setiap penambahan tinggi badanku, dari setiap perkalian jarak dan titik pandanganku atau mungkin Ayah mengisyar...