Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2012

Races Bois Boulogne, 1867

oleh : Edouard Manet kuda itu berpacu di dalam langkah lindap dekat senyummu kuda itu ada banyak keyakinan yang mekar di jantungnya. darah mengalir menjadi air kuda itu pada lurus jalur yang mengawasi bagaimana ia berpacu, terkepung bersama debu berkelahi dengan perasaannya  yang cemas harap berharap muncul dari sorak dan pengendali yang juga  ikut luput dengan debu agar pecah dan ditinggalkan kuda itu  seperti berpacu  dengan detak dan denyut yang sembunyi hanya ia  dan mereka yang berani merekam sekawanan yang beringas :buta di antara sorak yang tumbuh demikian begitu gaduh kuda itu yang datang berpacu dengan matahari :matang di atas "katakan, bila terbakar dan susut kuda itu perjalanan kita berpendar perlahan meredup hanya manis sebelum waktu" 2012

Sebuah Telur yang Kedinginan, Nanti...

:mas gan membayangkan tubuhmu  setengah mati enam puluh tiga tahun sebuah risalah gaib seperti mengatakan enam puluh tiga tahun adalah nomor urut saku persis seperti lorong-lorong kecil tanda guratan dekat sekali dengan mata empat tahun mendatang : hei nona jangan menangis ini hujan sudah lama gerimis waktu langit besok memerah sebuah telur yang kedinginan dalam wajahmu akan menetas dan merasa asing dalam gigil tubuhnya yang terbakar 2012

Lontar

apa yang menjebakmu di sana sebuah pisau panjang berkali-kali menyenggolmu, lalu berlari menunjuk satu sisi dekat dagumu melahapnya dengan rasa kantuk dan cemas ia berlari menikung dari balik pintu dan tersandar sendirian menunggumu kembali menengoknya dari sudut mata kembali terasah sebab yang membuatmu terjebak di sini sebuah jalan yang girang memelukmu dari sisi terjauh menelanmu dengan tubuhnya mengalir dan menyatakan, ingatanmu adalah kekasihnya yang gampang marah memukul-mukul dahinya kebetulan tak bisa bening lagi atas apa yang menjebakmu di sini sudah sampai ketika apa yang mesti kau genggam memotong batinmu yang pecah dan gemetar ketika kedinginan menjadi rumah kelak mengawasimu lewat samadi ruh tangan yang tak sampai 2012

Tinggal Setengah, Tinggal Separuh

:sapardi  jangan kau bayangkan matahari itu menjadi pertanda yang membelah ingatan, kepala, serta tubuh kita, lalu membuangnya jauh ke sungai namun siapa yang tahu dengan membayangkan meski dengan semua yang kita miliki tinggal setengah "aku minta milikmu yang separuh itu" padahal tak ada yang akan menjadi setengah pun separuh jangan kau bayangkan demikian sedikitnya tubuh kita demikian kurangnya ingatan dan kepala ini terkadang membayangkan apa saja kepada dirimu, lalu untuk kita setengah dan separuh itu memiliki perjalanan yang panjang bermuara pada kita sepenuhnya menyatu 2012  

Techno Remix

wajahmu yang dicintai banyak orang Remix 1 bintang kecil gemerlapan bagai tungku panas di wajahmu Remix 2 sebab ada sebuah melankoli berkali-kali memantul di depan kaca merebut wajahmu Remix 3 menusuk wajahmu dengan lancipnya dengan kenangan yang merusak ingatan wajahmu bagaimana menjadi lebih cantik, lebih cerah, atau juga pilu diterpa angin yang setia hinggap di wajahmu (menelurkan kesetiaan yang baru) selepas sangsai gerimis malam hari berloncatan - kemudian menjadi bintang - wajahmu tak pernah padam! 2012

Neny

: N.R. suatu kepedihan atau pun kehidupan yang berputar di kepala kita menjadi berat, menjadi sekilas seperti beban yang kadang kita tarik, kita lindungi dengan ucapan sayang : sayang yang tiba-tiba mejadi suatu bingkisan berwarna pink suatu kepedihan melalui pandangan yang berat menuju bangunan tinggi di samping kita barangkali di sanalah seharusnya suatu kepedihan berada di tempat paling kecil yang merendah sore ini dengan berbagai kepedihan bukan saja membuat kita berpikir dari mata yang tak pernah bicara dari tangan yang terus berlari menuju stasiun tempat kepedihan saudara kita yang ditindas di bawah rel-rel menjelma kebisuan dan air mata bagi dirinya dan kebanyakan Barata dengan kepedihan selalu saja dari hati kita meraung dalam suaranya yang kecil merobek pipinya yang kenyal meminum darahnya, demi sebuah kejayaan yang diam-diam tetap hidup dan tersakiti kemudian kepedihan dihasilkan dari nyawa panjang mereka yang bergerak dan mereka yang ti