Kami terkadang mesti berlari, membawa serta jingkatan yang diam-diam menyelinap di dalam sebuah pengasingan. Jiwa kami yang tak layak huni, berkali-kali gontai. Limbung datang dari tubuh yang mengusung kelap-kelip malam, menyulap dan memantrai kami. Dari ritus ini, tak ada yang namanya kesepian dan kesakralan. Semuanya melunak serempak. Menampar daging kami satu persatu. Kami yang bersuara di atas segala keinginan, telah ditembaki dengan sebatang pelor busuk yang dirampas dari jiwa kami, dari tubuh kami, dari segala ingin yang mengguncang. Kemudian tumbuh menjalar di bawah akar-akar rotan : sumber yang mencari kehidupan. Kelak, suatu hari di mana ruh-ruh mulai bangkit dari pundak kami, bongkahan mesiu melesat dari jantung yang hampir jatuh dari rusuknya, akan kami kejar KAU : tahanan yang semestinya tak pernah kami lukai dengan janji-janji. Sekayu, 2012
Écoutez! J'ne vous raconte jamais des blagues, j'vous jure!