sesekali aku menjumpai seorang pejalan menampung hujan di mantelnya/ cipratan yang semula gerimis jatuh perlahan di kulit wajahnya/ kecemasan menjalar/ menavigasi/ ia menggendong payung di tangannya/ membiarkan sekujur tubuhnya menggigil dan pucat/ keriput dan kecut terekam jelas di sela-sela jari/ ia melepaskan asap rokok yang asam: aroma mesiu dan ledakan yang lama tertampung di mulutnya/ malam berseliweran di antara kami/ gugus bintang yang memanjang di sepanjang jembatan, dan cahaya kuning lampu neon mengambang di permukaan danau yang dingin/ satu-persatu anak tangga dan jalanan yang becek di pinggir kota beringsut/ lalu kemana kami akan pergi? Okt, 2016